Film
merupakan cerita yang diwujudkan dalam adegan dan diperankan oleh pemain watak.
Agar mendapatkan hasil film yang baik dibutuhkan kerjasama berbagai pihak,
mulai dari kru yang bekerja di belakang layar, hingga seniman sebagai pemeran
sebuah lakon. Ide cerita menjadi bahan penting dalam film yang akan diproduksi.
Alur cerita dan detail adegan wajib diperhatikan oleh kerabat kerja yang
terlibat dalam pembuatan karya audio visual ini. Ada 3 tahapan utama dalam pembuatan
film, yaitu tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Pra produksi merupakan tahapan awal yang
menentukan berhasil tidaknya suatu film. Pada tahap ini, produser menentukan
kru yang akan terlibat dalam tim yang dipimpinnya. Seperti sutradara, penulis
cerita, kameramen dan kru lainnya. Selain itu, Ia biasanya sudah memiliki
gambaran tentang kisah yang akan difilmkan. Penulis cerita hanya berperan sebagai
pembuatan alur serta dialog. Setelah naskah siap dan artistik telah dipilih,
sutradara bersama kameramen mempersiapkan shot list yang berisi komposisi gambar.
Sedangkan produser dan unit manager melakukan pengurusan ijin untuk proses shooting.
Di sisi lain, art director membuat
setting untuk mendukung cerita. Dengan dukungan setting yang nyata seperti
gambaran dalam cerita, akan membuat hasil film menjadi lebih baik. Pemilihan
seniman yang akan memerankan setiap lakon juga harus dipersiapkan dengan matang.
Hal lain yang juga menjadi perhatian pada tahap persiapan adalah kostum.
Pakaian yang akan dikenakan saat pengambilan gambar juga wajib dipikirkan oleh
sutradara dan penata kostum serta make up. Baju, riasan yang digunakan harus
mendukung keberadaan pemain dari segi ekonomi dan status sosial, budaya, agama
maupun jaman yang diperankan oleh tokoh dalam film.
Tahapan kedua dalam pembuatan film
adalah produksi. Jika persiapan pra produksi dilakukan dengan cermat dan baik,
maka proses pengambilan gambar akan berjalan dengan lancar. Sutradara menjadi
pimpinan utama dalam proses shooting. Mulai dari komposisi gambar, audio,
penataan cahaya dan bloking pemain, semua diatur oleh sutradara. Kata roll,
action, dan cut mungkin sesuatu yang sudah tidak asing bagi kita, meskipun
bukan orang yang berkecimpung di dunia perfilman.
Ketiga kata tersebut memiliki
‘kesaktian’ dalam proses produksi, dengan maksud sebagai berikut:
·
Roll :
Ungkapan yang ditujukan kepada kameramen dan audioman agar
mulai merekam audio dan visual
·
Action :
Perintah yang diberikan pemain akan mulai memainkan adegan yang
telah ditentukan sebelumnya.
·
Cut :
Kata yang keluar dari mulut sutradara yang artinya berhenti. Biasanya
diucapkan
pada saat terjadi kesalahan adegan ataupun kekeliruan yang dibuat oleh kerabat kerja dan tertangkap
dalam frame monitor. Cut bisa juga sebagai kata yang terucap saat sebuah scene
berhasil dilakukan secara baik.
Setelah proses produksi sudah berhasil
dilakukan dengan sempurna, tahapan ketiga yang diperlukan dalam pembuatan film
adalah pasca produksi. Setelah semua file dipindahkan ke dalam komputer, atau
biasa disebut dengan logging, proses editing dimulai. Gambar bergerak tersebut dipilih
yang terbaik, lalu diurutkan sesuai dengan alur cerita, dan dipotong apabila
bagian tersebut tidak dibutuhkan. Penambahan transisi, effect dan sountrack musik
dilakukan setelah semua gambar telah tersusun rapi menjadi satu rangkaian
cerita. Tahapan akhir yang dilakukan adalah rendering dan exporting. Proses ini
adalah bagian final dalam pembuatan film sebelum didistribusikan dan dapat
ditonton masyarakat. Setiap tahap dalam pembuatan film adalah proses yang harus
dilalui, agar menjadi tontonan yang berkualitas. Ketiganya merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
No comments:
Post a Comment